Dewasa ini ada sebuah fenomena yang kembali muncul dan marak di lingkungan kita (Republik Indonesia) yaitu kemunculan Aliran Sesat dan organisasi-organisasi lain yang sedikitnya merusak atau mengganggu kenyamanan masyarakat. Bahkan Walikota Bandung dengan sedikit kesal menyebutnya sebagai "hama" dan "virus" yang dapat menghambat misi kota Bandung sebagai Kota Bermartabat dan Kota Agamis di tahun 2008.
Khusus fenomena munculnya Aliran Sesat yang marak belakangan ini, dalam kajian Psikologi Agama gejala ini dinamakan dengan "konversi agama". Hal ini diprediksikan muncul ketika anggota masyarakat sudah merasakan "jenuh" dan "frustasi" sebagai akibat dari ketidakberdayaan individu atau sistem dalam memberikan "kenyamanan" terhadap pribadinya, sehingga individu tersebut mencari jalan alternatif yang relatif "memuaskan" kebutuhan mereka, tanpa memperdulikan kebenaran atau keabsahan dan kaidah-kaidah yang berlaku di sekitarnya.
Terlepas dari "kebenaran" kajian tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan penjelasan tentang ciri-ciri ajaran yang diindikasikan sebagai Aliran Sesat, yaitu sebagai berikut :
Wallaahu A'lam.
Khusus fenomena munculnya Aliran Sesat yang marak belakangan ini, dalam kajian Psikologi Agama gejala ini dinamakan dengan "konversi agama". Hal ini diprediksikan muncul ketika anggota masyarakat sudah merasakan "jenuh" dan "frustasi" sebagai akibat dari ketidakberdayaan individu atau sistem dalam memberikan "kenyamanan" terhadap pribadinya, sehingga individu tersebut mencari jalan alternatif yang relatif "memuaskan" kebutuhan mereka, tanpa memperdulikan kebenaran atau keabsahan dan kaidah-kaidah yang berlaku di sekitarnya.
Terlepas dari "kebenaran" kajian tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan penjelasan tentang ciri-ciri ajaran yang diindikasikan sebagai Aliran Sesat, yaitu sebagai berikut :
- Mengingkari Rukun Iman dan Islam
- Meyajini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dalil syar'i (Quran dan Hadits)
- Meyakini turunnya Wahyu setelah Quran
- Meragukan otensitas dan atau kebenaran isi Quran
- Melakukan penafsiran Quran yang tidak sesuai kaidah tafisr (tafsir buta)
- Mengingkari kedudukan Hadits sebagai salah satu sumber ajaran Islam
- Melecehkan dan atau merendahkan para Nabi dan Rasul
- Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir
- Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariat
- Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar'i.
Wallaahu A'lam.